01.09.2015 Views

FRATER CMM

| DUA ORANG ASOSIASI YANG BARU | 'ATAP DI ATAS ... - Fraters

| DUA ORANG ASOSIASI YANG BARU | 'ATAP DI ATAS ... - Fraters

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KOLOM<br />

PEMIMPIN UMUM<br />

MENGENAI <strong>FRATER</strong> ANDREAS<br />

GANGGU-MENGGANGGU<br />

Setiap orang tahu bahwa Frater Andreas ingin mengindahkan segala peraturan.<br />

Terkadang hal ini justru menimbulkan kesulitan baginya. Ia diganggu karena<br />

kesetiaannya terhadap peraturan. Para teman frater sungguh bisa mempermainkan<br />

dia. Kata mereka: ‘kami mencobainya’.<br />

Pada hari Selasa, tgl. 20 November 2012, saya pulang dari Brazil. Di koran ‘NRC.Next’ saya membaca artikel<br />

yang berjudul ‘Anak-Anak’. Penulis kolom itu menulis mengenai sahabatnya yang duduk di pesawat di samping<br />

seorang anak kecil yang tidur sambil bersandar padanya di waktu malam. “Ia begitu manis dan munggil”,<br />

katanya kepada teman-temannya di rumah. Mereka menegur dia dengan mengatakan bahwa hal ini tidak<br />

dapat diceritakan begitu saja, karena orang-orang di Belanda akan merasa aneh.<br />

Salah satu segi negatif dari segala macam cerita<br />

mengenai pelecehan seksual, yang muncul di tahuntahun<br />

terakhir ini adalah bahwa kita kehilangan<br />

spontanitas terhadap anak-anak. Cerita itu mengingat<br />

saya akan peristiwa yang saya alami pada bulan Mei<br />

2012, ketika saya di Roma untuk menghadiri rapat<br />

setengah tahunan para pemimpin umum. Dari tempat<br />

penginapan saya, jalan yang paling pendek ke bis<br />

umum adalah jalan melalui suatu taman main untuk<br />

anak-anak. Dulu saya sering berjalan melalui rute itu.<br />

Kali ini saya ragu-ragu dan tidak melewati taman itu.<br />

Sesudahnya saya dengan sengaja melewati taman<br />

itu, akan tetapi saya menyadari sekaligus bagaimana<br />

konfrontasi dengan kasus-kasus pelecehan itu<br />

mempengaruhi hidup saya. Korban-korban pelecehan<br />

menceritakan bahwa mereka sulit berkontak fisik<br />

dengan anak-anak mereka, dan bahwa mereka sungguh<br />

menderita karenanya. Saya dapat membayangkan<br />

itu dan merasa tidak berdaya. Amat sayang bahwa<br />

demikian halnya.<br />

Kolom dalam koran itu menunjukkan bahwa sikap<br />

orang bisa berubah betul. Hal itu bisa menyebabkan<br />

bahwa anak-anak akan didekati secara kurang afektif.<br />

Kiranya ada keseimbangan antara pendekatan dan<br />

jarak. Marilah kita menghadapi anak-anak secara<br />

spontan dan tanpa ragu.<br />

Satu munggu sesudah pulang dari Brazil, saya<br />

berangkat ke Nairobi, berhubungan dengan profesi<br />

seumur hidup yang akan diikrarkan seorang konfrater<br />

Kenya. Pada pagi pertama saya membaca ‘Daily<br />

Nation’, surat kabar yang terbesar di Kenya. Langsung<br />

saya dikonfrontasi dengan pelecehan seksual: diberikan<br />

angka-angka suatu penelitian pemerintah Kenya.<br />

Angkah-angkah menggoyangkan saya: rupanya<br />

32 % dari semua perempuan dan 18 % anak laki-laki<br />

di bawah umur 18 tahun di Kenya dilecehkan secara<br />

seksual. Saya menyadari kembali betapa tersebar<br />

masalah itu, dan bahwa kita semua harus bekerja keras<br />

untuk melenyapkan kejahatan ini.<br />

Frater Broer Huitema<br />

Kalau Frater Andreas bergabung dengan para konfraternya,<br />

mereka mulai membicarakan kekurangan seorang<br />

lain. Hal ini melawan peraturan dan mereka tahu bahwa<br />

Frater Andreas tidak senang dengan itu. Mereka bukan<br />

bermaksud jahat, namun dengan sengaja mereka melanjutkan<br />

pembicaraan itu. Dengan susah payah Frater<br />

Andreas berusaha mengalihkan dengan halus pokok<br />

pembicaraan mereka. Ia tidak pernah berhasil, sampai<br />

teman-teman mengatakan kepadanya sambil tertawa:<br />

“Hai Andreas, engkau mau buat apa sekarang?”<br />

Ada banyak humor di Wisma Ruwenberg. Seorang frater<br />

harus bisa menerima suasana ganggu-mengganggu<br />

itu. Perihal saling mengganggu dapat mengungkapkan<br />

keakraban dalam relasi satu sama lain, tetapi juga bisa<br />

merelativir hal-hal tertentu. Terkadang sikap demikian<br />

merupakan suatu perlawanan halus. Tentu saja anakanak<br />

coba mengganggu guru mereka. Akan tetapi Frater<br />

Andreas kurang merasakan itu. Kadang-kadang mereka<br />

mencobai dia di ruang tidur. Ada anak yang pada siang<br />

hari mencuri sebuah apel di kebun. Ia menggelinding<br />

apel itu lewat tirai kamar tidurnya. Frater Andreas tidak<br />

mengandaikan bahwa apel itu dicuri; ia mengambilnya<br />

dan mengembalikannya kepada pencuri itu. Konfrater<br />

yang turut menjaga menganggap itu bodoh.<br />

Anak-anak sekolah tidak tahu bahwa dalam peraturan<br />

para frater tertulis: jangan melihat ke belakang. Frater<br />

Andreas mengikuti peraturan itu secara harafiah. Kalau<br />

murid-murid bersama dengan dia berjalan kaki, muridmurid<br />

itu suka tinggal di belakang frater. Sulit bagi Frater<br />

Andreas untuk mempertahankan susunan kelompok<br />

itu tanpa melihat kembali. Atau mereka secara diamdiam<br />

memindahkan kursi Frater Andreas. Tanpa melihat<br />

kembali pada kursinya ia duduk dan jatuh di lantai.<br />

Saling mengganggu terkadang keterlaluan. Namun<br />

menurut Frater Pacomius, Frater Andreas turut serta bila<br />

diadakan hal yang lucu. Pernah pegangan pintu dapur<br />

dikotori dengan adonan. Orang pertama yang memegang<br />

pegangan itu adalah Frater Andreas. Tangannya<br />

menjadi kotor. Reaksinya seperti selalu: bergembira dan<br />

lembut hati. “Ia tertawa dengan riang, dan pergi untuk<br />

membersihkan tangannya.”<br />

Charles van Leeuwen<br />

Waktu istirahat di Ruwenberg.<br />

4<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!