Adaro terus berkembang di 2013 - The ASIA Miner

More documents

Recommendations

Info

Indonesia South East Asia acquires Penajam East SOUTH East Asia Resources, formerly Victory West Metals, has finalized acquisition of a Singapore-based company, South East Asia Energy Resources (SEAE), which holds interests in a number of Indonesian thermal and coking coal projects, and has the ability to secure further projects. The most recent coking coal project acquired by the new company late last year is Penajam East in East Kalimantan. The acquisition agreement provides South East Asia with full title to all coal and production to existing jetty port facilities 34km from the mine. All infrastructure is in place for immediate mine production, including camp, mining equipment, haul road and processing crushing facilities. The Penajam East project comprises two coking coal mining concessions with total area of 164 hectares with IUP Production approval over the area. The project is within the Kutai Basin and has been subject to previous mining and exploration which should advance the development process. Five mining pits are already open with overburden removed and are available for recommissioning leading to reduced start-up costs and time. Coal thickness ranges between 0.45 metres and 1.1 metres, and there are additional opportunities for further exploration. The coal quality has been sampled over the 4 coal seams by SEAE geologists and has been sent for independent analysis. The company will commercially market the coal as coking coal and negotiations are under way with a Chinese steel mill in this regard. After mobilizing at the concession in December to undertake further drilling, mine planning and preparation for coal production, South East Asia South East Asia Resources expects to begin production this quarter at Penajam East. expected to begin production from existing exposed coal seams during the first quarter of 2013. There are no JORC-compliant reserves or resources reportable for this project at this stage. The development strategy was to begin operations in concession 1 in the most recently mined open pit where the coal seam is exposed. Coal produced here is expected to have medium to high sulphur and the company proposes to blend it with appropriate medium grade, low sulphur coal to reduce the project’s sulphur content to produce medium grade coal with less than 1% sulphur suitable for exporting. Following initial production, stage 2 will involve further exploration of the concession, in particular concession 2. Further drilling and exploration will continue throughout both concessions to look for additional mining opportunities. The Penajam East project will run concurrently with development of South East Asia’s other East and South Kalimantan thermal coal developments. On December 5, 2012, SEAE entered into an advanced funding/offtake arrangement term sheet with Guandong Era Elemen Resources. Guandong agreed to provide prepayment finance of US$3 million to SEAE, an advance which satisfies the condition of the acquisition of SEAE that South East Asia raises $3 million. South East Asia menguasai Penajam East SOUTH East Asia Resources yang sebelumnya dikenal sebagai Victory West Metals, telah menyelesaikan akuisisi sebuah perusahaan berpusat di Singapura, yaitu South East Asia Energy Res o u r - ces (SEAE) yang mempunyai andil di beberapa proyek batubara panas dan coking di Indonesia, dan mempunyai kapasitas untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Proyek batubara coking yang did apati terkini oleh perusahaan baru ini akhir tahun lalu ialah Penajam East di Kalimantan Timur. Persetujuan akuisisi ini memberikan South East Asia hak penuh atas semua batubara dan produksi termasuk sarana jetty pelabuhan 34 km dari lokasi tambang. Seluruh infrastruktur telah tersedia untuk dapat segera memulai produksi, termasuk kemah, alat-alat pertambangan, jalan pengangkutan dan sarana proses pemecahan. Proyek Penajam Timur terdiri dari dua konsesi tambang batubara coking sejumlah 164 hektar yang seluruhnya mempunyai izin produksi IUP. Proyek ini terletak di Dataran Kutai yang sudah pernah ada penambangan dan eksplorasi sehingga dapat mempercepat proses pengembangannya. Lima lubang tambang telah digali, bebas overburden dan tersedia untuk dikerjakan kembali. Ini akan mengurangkan biaya start-up dan waktu. Tebal batubara berkisar antara 0.45 meter dan 1.1 meter, dan juga ada kemungkinan-kemungkinan untuk eksplorasi lanjut. Mutu batubara telah diteliti oleh geolog-geolog SEAE dari 4 seam dan telah dikirim untuk analisa independen. Perusahaan akan memasarkan batubara ini secara komersil sebagai batubara coking dan perbincangan sedang berlangsung dengan sebuah pabrik besi Cina dalam hal ini. Setelah mengadakan kegiatan di konsesi tersebut pada bulan Desember untuk pemboran lanjut, perencaan tambang dan persiapan produksi batubara, South East Asia merencanakan memulai produksi dari seam batubara yang sudah terbuka itu pada kwartal pertama 2013. Pada waktu ini belum ada reserve atau sumber-sumber memenuhi syarat JORC yang dapat dilaporkan. Strategi pengembangan ialah memulai operasi di konsesi 1 di lubang terbuka yang baru saja ditambang dimana seam batubaranya sudah terbuka. Batubara yang diproduksi disini ditaksir mempunyai kadar sulfur antara rata-rata dan tinggi. Perusahaan bermaksud untuk mencampurnya dengan batubara bermutu medium tapi berkadar sulfur yang rendah untuk mengurangkan kadar sulfur proyek sehingga menghasilkan batubara bermutu medium dengan kadar sulfur kurang dari 1% dan dapat diekspor. Setelah produksi pertama, tahap kedua ialah mengeksplorasi lanjut konsesi, terutama konsesi 2. Pemboran dan eksplorasi akan diteruskan dikedua-dua konsesi untuk mencari kemungkinankemungkinan penambangan tambahan. Proyek Penajam Timur ini dilaksanakan bersamaan dengan pengembangan-pengembangan batubara panas South East Asia lainnya di timur dan selatan Kalimantan. Pada tanggal 5 Desember 2012, SEAE menyetujui pendanaan muka/offtake dengan Guandong Era Elemen Resources. Guandong setuju untuk menyediakan pembayaran muka sebesar AS$3 juta kepada SEAE. Jumlah ini adalah juga salah satu syarat akuisisi SEAE. 16 l Coal Age Indonesia l April 2013
Indonesia Palace considers Petangis acquisition PALACE Resources’ 70%-owned subsidiary Paser Pte Ltd has signed an MoU with PT Punggungan Tengah Samudera Indonesia for exclusive rights to explore, mine and market coal from the Petangis project in East Kalimantan. With exploration infrastructure in place and with Petangis being in close proximity to its existing Paser project, Palace is in a strong position to quickly mobilize its technical teams and assess the project’s potential efficiently and cost effectively. Palace believes the 100 hectare Petangis project is highly prospective with initial coal samples taken from outcrops within the prospect area returning assay results including calorific values from 6876-7149 Kcal/kg, 1.07%-1.54% sulphur and 11.26%-16.02% ash content. It lies within the Tanjung Formation and is about 127km southwest of Balikpapan and about 4km north of the Paser project. Good quality haul roads exist in and around the concessions area with jetty locations within 14km. These are also within a short distance to a deep water harbour with an existing operational port nearby. A comprehensive due diligence process, including a drill program, began during the first quarter with a coal quality report expected to be received during March. The 100 hectares of Petangis is within a greater 1000 hectare general survey licence but the MoU covers the lesser area. An application to convert the 1000 hectare concession from a general survey status to exploration status was submitted to the local authority in early December 2012. If granted the exploration status will provide Palace with the ability to mobilize a drill team and undertake its full due diligence process. Further analysis of drill results from the Paser project returned higher than expected average sulphur content at depth rendering the project less attractive at current commodity prices and causing a temporary suspension of the proposed project. Palace continues to pursue its mining objectives in the region and as a matter of priority has decided to further investigate the Petangis project and determine the economic viability. The Paser results followed an initial 10-hole drill program designed to investigate coal quality, depth, thickness and spread of coal seams below surface. A sampling program across the 43 hectares resulted in submission of about 150kg of coal samples to a laboratory in Samarinda for coal quality and processing analysis. The samples were collected along strike and down dip of the coal seams within the location to ensure a representative sampling program. On April 16, 2012, Palace announced that it had entered into a heads of agreement with the original Paser shareholders with regard to acquisition of the Paser project in East Kalimantan. ABOVE: Part of Palace Resources’ Paser coal project. LEFT: A coal outcrop on the Paser project in East Kalimantan. Palace mempertimbangkan akuisisi Petangis PASER Pte Ltd yang 70% dimiliki oleh Palace Resources telah menandatangani sebuah MoU dengan PT Punggungan Tengah Samudera Indonesia untuk hak eksklusif mengeksplorasi, menambang dan memasarkan batubara dari proyek Petangis di Kalimantan Timur. Dengan tersedianya infrastruktur eksplorasi dan dekatnya Petangis dengan proyek Paser, Palace berkedudukan kuat untuk memobilisir grup teknisnya dan mengevaluasi potensi proyek dan biaya secara efisien. Palace percaya bahwa 100 hektar dari proyek Petangis diperkirakan sangat berprospektif dengan sampel awal batubara dari outcrop di kawasan prospek menghasilkan assay menunjukkan nilai kalorifis antara 6876-7149 Kcal/kg, sulfur 1.07%- 1.54% dan isi abu 11.26% -16.02%. Ia berada di Formasi Tanjung lebih kurang 127km diselatan Balikpapan dan 4km diutara proyek Paser. Disekeliling kawasan konsensi-konsensi ini sudah ada jalan pengangkutan yang baik dan lokasi-lokasi jetty dalam jarak 14km. Juga terdapat pelabuhan air dalam didekatnya. Sebuah proses due diligence yang menyeluruh termasuk program pemboran, telah dimulai pada kwartal pertama dan laporan mutu batubara diharapkan diterima pada bulan Maret. 100 hektar Petangis itu berada di kawasan lebih besar yaitu 1000 hektar yang mempunyai lisensi survei umum walaupun MoU hanya menyangkut kawasan yang lebih kecil tersebut. Permohonan menukar status konsensi 1000 hektar itu dari lisensi survei umum ke eksplorasi telah diserahkan kepada yang berwenang setempat pada awal Desember 2012. Kalau disetujui Palace dapat memobilisir tim pemboran dan melaksanakan proses due diligence penuh. Namun analisa hasil pemboran lanjut dari proyek Paser menunjukkan isi sulfur yang lebih tinggi dari rata-rata sehingga membuat proyek tersebut kurang menarik ketimbang harga komoditas pada masa ini, karenanyaia telah menghentikan proyek yang diusulkan. Palace tetap meneruskan objektif-objektif pertambangannya di kawasan itu dan sebagai prioritas telah diputuskan untuk menyiasat lanjut proyek Petangis dan menentukan kemungkinan ekonominya. Hasil-hasil Paser tersebut menyusuli program pemboran 10 lubang awal bagi mengusut mutu batubara, kedalaman, tebal dan luasrnya seam batubara dibawah permukaan. Sebuah program percobaan/sampel diseluas 43 hektar menghasilkan penyerahan sekitar 150kg sampel batubara ke laboratorium di Samarinda untuk analisa mutu batubara dan prosesnya. Sampel-sampel tersebut dikumpulkan disepanjang dan kedalam seam batubara di lokasi bagi menentukan program percobaan/sampel yang representatif. Pada tanggal 16 April, 2012, Palace mengumumkan telah membuat perjanjian dengan pemegang-pemegang saham asal Paser mengenai akuisisi proyek Paser di Kalimantan Timur. April 2013 l Coal Age Indonesia l 17
Page 1: Coal Age Indonesia ® Edition 4 Apr
Page 4: From The Editor Coal is here to sta
Page 7 and 8: Indonesia Adaro will continue to ex
Page 9 and 10: DETAILS: INDONESIA: Dimas Abdillah
Page 12: Indonesia Indus Coal to initiate Mu
Page 16: Indonesia Killara continues Bengkul
Page 22 and 23: Indonesia MICROMINE assists Indones
Page 25 and 26: Indonesian Buyers Guide Guide to mi
Page 27 and 28: Indonesian Buyers Guide CBC Jakarta
Page 29 and 30: Indonesian Buyers Guide +622 203 13
Page 31 and 32: Indonesian Buyers Guide 15157, Indo
Page 33 and 34: Indonesian Buyers Guide Ritma Group
Page 35: Supplier News Jakarta office extend
Page 38 and 39: Product News Fluid couplings avoid
Page 40 and 41: Product News Australian technology
Page 42: Events Coal calendar of events Mone

Adaro terus berkembang di 2013 - The ASIA Miner

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?