17.01.2015 Views

Adaro terus berkembang di 2013 - The ASIA Miner

Adaro terus berkembang di 2013 - The ASIA Miner

Adaro terus berkembang di 2013 - The ASIA Miner

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Indonesia<br />

Challenger signs mining and marketing agreement<br />

CHALLENGER Deep Resources’ subsi<strong>di</strong>ary PT<br />

Bestindo Energy has entered an exclusivity<br />

agreement relating to the right to mine and market<br />

coal from the KEM Coal Project in Central<br />

Kalimantan.<br />

<strong>The</strong> agreement with CV Kara Elmas Madenleri<br />

(KEM) gives Challenger the exclusive right, for<br />

60 days, to conduct due <strong>di</strong>ligence on the KEM<br />

project and to enter into a mining operation-production<br />

agreement, which would give Challenger<br />

full control of all coal production and marketing<br />

within the project area.<br />

KEM owns the KEM project which is in<br />

Murah Teweh <strong>di</strong>strict and 12km east of the Barito<br />

River, the main river transportation route for the<br />

Challenger Deep’s Tabang Coal Project is in East Kalimantan alongside the Belayan River<br />

PT BESTINDO Energy, anak perusahaan<br />

Challenger Deep Resources telah membuat perjanjian<br />

eksklusif untuk hak menambang dan<br />

mem as ar kan batubara dari Proyek Batubara<br />

KEM <strong>di</strong> Kali mantan Tengah. Persetujuan dengan<br />

CV Kara Elmas Madenleri (KEM) itu memberikan<br />

hak eksklusif kepada Challenger selama<br />

60 hari untuk melaksanakan due <strong>di</strong>ligence pada<br />

Proyek KEM dan untuk menjajaki perjanjian<br />

operasi pertambangan-pproduksi yang akan<br />

memberikan Chall enger pengendalian penuh<br />

dalam produksi dan pemasaran batubara <strong>di</strong><br />

kawasan proyek tersebut.<br />

Proyek KEM yang <strong>di</strong>miliki KEM berada <strong>di</strong><br />

Kabupaten Murah Teweh 12 km <strong>di</strong>timur Sungai<br />

Barito, saranan pengangkutan utama <strong>di</strong> daerah<br />

tersebut. Proyek ini mencakup 335 hektar dengan<br />

lisensi IUP operasi dan produksi. Proyek ini<br />

ter<strong>di</strong>ri dari seam ganda batubara panas bermutu<br />

tinggi dengan infrastruktur terse<strong>di</strong>a termasuk<br />

jalan sepanjang 12 km dan bongkar muat jetty,<br />

yang memungkinkan produksi seawal mungkin.<br />

Batubara dapat <strong>di</strong>jual FOB tongkang <strong>di</strong> jetty atau<br />

<strong>di</strong>angkut ke timbunan stok <strong>di</strong>hilir untuk <strong>di</strong>muat<br />

langsung ke kapal yang mengangkutnya ke pasar<br />

konsumen.<br />

Challenger mempunyai staff <strong>di</strong>tempat untuk<br />

menyelesaikan due <strong>di</strong>ligence, memulai pemboran<br />

sesuai dengan rencana pertambangan dan untuk<br />

menyiapkan persetujuan-persetujuan infrastruktur.<br />

“Ini adalah perkembangan yang penting bagi<br />

Challenger” kata Ranjeet Sunder Presiden dan<br />

CEO perusahaan. “Proyek KEM memberikan<br />

potensi untuk cash-flow jangka pendek yang akan<br />

menye<strong>di</strong>akan dana untuk pengembangan proyek<br />

Tabang dan memungkinkan kapitalisasi bagi kem -<br />

ungkinan-kemungkinan bermutu tinggi lain, sambil<br />

memperkecil pengurangan untuk pemegang<br />

saham dalam pasar modal waktu ini. Kami melihat<br />

proyek ini mempunyai risiko dan modal yang<br />

relative rendah. Kedua-duanya adalah unsur penting<br />

dalam strategi batubara Indonesia kami.”<br />

Persetujuan ini menyusul MoU dengan<br />

perusahaan pemasaran batubara Indonesia, PT<br />

Surya Din amika Lestari (SDL) yang <strong>di</strong>tandatangani<br />

tahun lalu untuk memasarkan batubara<br />

panas dari proyek Tabang <strong>di</strong> Kalimantan Timur<br />

<strong>di</strong> dalam negeri. Menurut MoU tersebut, kedua<br />

area. <strong>The</strong> project covers 335 hectares with an IUP<br />

operation production licence in place. It is a<br />

multi-seam high-quality thermal coal project with<br />

existing infrastructure in place to enable an early<br />

start to production, inclu<strong>di</strong>ng a 12km haul road<br />

and loa<strong>di</strong>ng jetty. Coal can be sold FOB barge at<br />

the jetty site or transhipped further downstream to<br />

a stockpile for later, <strong>di</strong>rect loa<strong>di</strong>ng on the mother<br />

vessel for shipment to final consumption markets.<br />

Challenger has staff onsite to complete due<br />

<strong>di</strong>ligence, to begin mine plan drilling and to prepare<br />

infrastructure agreements. “This is a very<br />

important development for Challenger,” says the<br />

company’s president and CEO Ranjeet Sunder.<br />

“<strong>The</strong> KEM project gives us the potential to generate<br />

near-term cash flow which will provide<br />

fun<strong>di</strong>ng for our Tabang project development and<br />

will enable us to capitalize on other high-quality<br />

opportunities, while minimizing <strong>di</strong>lution to shareholders<br />

during these <strong>di</strong>fficult capital markets. We<br />

view this project as having very low risk and relatively<br />

low capital requirements which are both<br />

key elements in our Indonesian coal strategy.”<br />

This agreement follows an MoU signed last<br />

year with Indonesian coal marketing firm, PT<br />

Surya Dinamika Lestari (SDL) to market domestic<br />

thermal coal from the Tabang project in East<br />

Kalimantan. Under the terms of the MOU the<br />

parties will work together to develop a marketing<br />

plan and negotiate a formal coal sales agreement<br />

for Tabang coal production. SDL will seek to<br />

secure domestic buyers for the coal and will<br />

advise Challenger on the best pricing parameters<br />

for <strong>di</strong>fferent production scenarios.<br />

Tabang comprises four properties in close<br />

proximity. <strong>The</strong> ATRP and Pelangi properties are<br />

under formal purchase contracts while CBM and<br />

Inhuwa Purba (IP) are under exclusive MoUs.<br />

Challenger is developing Tabang using a threestep<br />

approach. Step one involves construction of<br />

a short-haul road and jetty facility on the Belayan<br />

River for production from the ATRP property.<br />

Steps two and three add infrastructure and development<br />

of the Pelangi, CBM and IP properties.<br />

After review, Challenger has determined that the<br />

Tabang project has favourable coal economics for<br />

export to In<strong>di</strong>a and China, while also supplying a<br />

burgeoning Indonesian domestic power market as<br />

its economy grows.<br />

Challenger tandatangani perjanjian pertambangan dan pemasaran<br />

belah pihak akan bekerjasama membuat rencana<br />

pem a saran dan mendapatkan persetujuan penjualan<br />

batubara resmi untuk produksi batubara<br />

Tabang. SDL akan mendapatkan pembeli-pembeli<br />

batu bara dalam negeri dan akan mengusulkan<br />

parameter-parameter penentuan harga<br />

yang terbaik kepada Challenger bagi bermacam<br />

skenario produksi.<br />

Tabang ter<strong>di</strong>ri dari empat kawasan yang<br />

berdekatan. Kawasan ATRP dan Pelangi masuk<br />

dalam kontrak beli sedangkan CBM dan Inhuwa<br />

Purba (IP) ada <strong>di</strong>bawah MoU Eksklusif.<br />

Challenger sedang mengembangkan Tabang<br />

menggunakan pendekatan tiga langkah. Langkah<br />

pertama ialah konstruksi sarana jalan ke dan jetty<br />

<strong>di</strong> Sungai Belayan untuk produksi dari ATRP.<br />

Langkah kedua dan ketiga adalah penambahan<br />

infrastruktur dan perkembangan Pelangi, CBM<br />

dan IP. Setelah penelitian kembali, Challenger<br />

memutuskan bahwa proyek Tabang mempunyai<br />

ekonomi batubara yang baik untuk ekspor ke<br />

In<strong>di</strong>a dan Cina, sambil mesuplai pasar tenaga<br />

dalam negeri Indonesia dengan ekonominya<br />

yang <strong>terus</strong> <strong>berkembang</strong>.<br />

12 l Coal Age Indonesia l April <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!